Minggu, 17 November 2013

SEBENTARNYA KEHIDUPAN DUNIA




1.      Kehidupan Dunia Adalah Sementara
.
Hidup di dunia bersifat sementara, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya untuk kebaikan dan amal shalih..

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها

Artinya:
"Keberadaanku di dunia ini tak ubahnya bagaikan seorang bepergian (musafir) yang singgah di bawah pohon untuk berteduh, lalu meninggalkannya. (Shahih, HR Tirmidzi (2377), Imam Tirmidzi berkata : Hasan Shahih, di shahihkan oleh Imam AbdurRa’uf Al-Munawi dalam kitab “Taisir bi Syarhi Al-Jami’us Shaghir (2/355))

.
2.      Kehidupan Akhirat Adalah Kehidupan Kekal
.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77)-سورة-القصصص: 77
Artinya:
“Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (berupa kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasash [28]: 77).
.
3.      Mengingat Kematian Dapat Mengingat Hari Akhirat dan Tidak Terpedaya Terhadap Kehidupan Dunia.
.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«اسْتَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ، فَإِنَّهُ مَا ذَكَرُهُ أَحَدٌ فِي ضِيقٍ إِلَّا وَسَّعَهُ اللَّهُ، وَلَا ذَكَرُهُ فِي سَعَةٍ إِلَّا ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ»
Artinya:
“Perbanyaklah mengingat si pemutus kenikmatan (yaitu kematian), tidaklah ada seorangpun yang mengingatnya ketika susah melainkan pasti akan merasa lapang. Dan tidaklah ada seorangpun  yang mengingatnya ketika lapang melainkan pasti akan merasakan sempitnya kehidupan dunia.” (HR. Thabrani, Al-Baihaqi,
dll. di shahihkan oleh Imam Al-Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Sakan, Ibnu Thahir (Lihat Talkhisul Habir (2/207))

4.      Dengan Memahami Tiga Keterangan Diatas, Maka Seseorang Akan Dapat Memahami Begitu Pentingnya Ibadah.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi di Sebutkan:

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

«يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي، أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ، مَلَأْتُ صَدْرَكَ شُغْلًا، وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ»
Artinya:
`Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan & Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan & tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)" [Shahih, HR Ibnu Majah (4107), di shahihkan oleh Imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dll].

[Lilik i (Abu Utsman)]

Top of Form



Tidak ada komentar:

Posting Komentar