1.Bacaan tasbih yang
shahih dari Sahabat Abdullah ibnu Zubair:
Dan dalam riwayatkan
dari Abdullah bin al-Zubair di atas, jika ia mendengar guntur, maka ia berhenti
berbicara, lalu membaca:
سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ
مِنْ خِيفَتِهِ
(Subhanalladzi Yusabbihur Ro'du Bihamdihi Wal
Malaikatu min Khifatihi)
Artinya:
"Mahasuci Allah yang guntur itu bertasbih dengan
memuji-Nya, demikian malaikat karena takut kepada-Nya." Kemudian
beliau berkata, "Sesungguhnya guntur itu adalah ancaman yang keras bagi
penduduk bumi."
(Shahih, HR. Malik dalam al-Muwatha' dan Imam
al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 724, di shahihkan oleh imam
al-Albani dalam kitabnya Takhrij al-Kalimut Thoyyib (157) dan Syeikh Musthofa
al-Adawi dalam kitab Takhrij wabilus syoyyib (197)).
2. Atau boleh mengucapkan dengan bacaan tasbih ini (Dari Sahabat
Abdullah ibnu Abbas):
سبحان الذي سبحت له
(Subhanalladzi sabbahat lahu)
Artinya:
Ikrimah Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya ibnu
Abbas ketika mendengar Guntur, maka ia mengucapkan: Subhanalladzi Sabbahat lahu
("Mahasuci Dzat yang guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya."). lalu ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya
Ar-Ro'd adalah malaikat yang meneriaki dan membentaki Awan sebagaimana seperti
seorang penggembala meneriaki dan membentaki
kambingnya. (Hasan HR Bukhari di kitab Adabul Mufrod,
di hasankan oleh imam al-Albani (722)).
Bacaan tasbih yang
masyhur di masyarakat tapi riwayat haditsnya dho'if (Lemah) :
Yang pertama: Imam Abu Ja'far bin
Jarir al-Thabari meriwayatkan hadits yang dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu –beliau merafa'kannya- berkata: Apabila beliau mendengar guntur maka
membaca:
سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ
Artinya:
"Mahasuci
Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya." (Dho'if HR Ibnu
jarir, di dalamnya terdapat perowi yang tidak di ketahui namanya. (Lihat: Takhrijat
Wa takhdzirot Min Ahadits Masyhurot, karya: Abdullah ibnu Muhammad Zuqoil (1/1)).
.
Yang kedua: Al-Auza'i rahimahullah berkata: Adalah
Ibnu Abi Zakaria berkata: Siapa yang saat mendengar Guntur membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
"Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya," maka
petir tidak akan menyambarnya. (Dhaif HR Ibnu Jarir, di dalamnya ada perowi
Maisaroh ibnu Abdi Robbih, ia perowi matruk, (Lihat: Takhrijat Wa takhdzirot
Min Ahadits Masyhurot, karya: Abdullah ibnu Muhammad Zuqoil (1/4)).
.
Yang ketiga: Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu
'Anhu, bahwa apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mendengar Guntur dan petir, beliau berdoa:
.
اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ
وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ
.
"Ya Allah, janganlah engkau membunuh kami dengan
kemurkaan-Mu, jangan hancurkan kami dengan siksa-Mu, dan berilah kami kesehatan
sebelum itu." (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, Al-Bukhari dalam al-Adab
al-Mufrad, al-Nasai dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah, dan al-Hakim dalam
Mustadraknya, tapi hadits ini di dha'ifkan oleh imam al-Albani (Lihat: Silsilah
Al Ahadits Adh-Dha'ifah (1042)).
.
Penutup:
.
Saat melihat kilatan petir menghiasi langit dan mendengar guntur
menggelegar maka di sunnahkan untuk membaca tasbih setiap kali mendengar suara guntur. Di antara sifatnya,
sebagaimana yang telah dipraktekkan salaful ummah, tidak hanya satu macam saja,
seperti yang disebutkan dalam beberapa riwayat di atas, Namun ada dua bacaan tasbih
yang bisa di amalkan, karena berdasarkan amalan yang shahih Sahabat Abdullah ibnu Abbas dan Abdullah bin Zubair.
Tambahan:
Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman,
.
((هُوَ
الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ
الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ
وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ))
Artinya:
"Dia-lah
Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan
harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guntur itu bertasbih dengan
memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan
mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras
siksa-Nya." (QS. Al-Ra'du: 12-13)
.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya berkata, "Allah Ta'ala
mengabarkan bahwa Dialah yang menundukkan kilat, yaitu cahaya terang mengkilat
yang terlihat keluar dari celah-celah awan."
Sedangkan maksud Khaufa wa Thama'a (ketakutan dan
harapan), menurut Qatadah Rahimahullah: "Ketakutan adalah untuk
orang bepergian yang takut tertimpa bahaya dari kilat itu dan kesulitan yang
ditimbulkannya. Sedang harapan adalah untuk orang muqim yang berharap berkah
dan manfaatnya serta mengharap rizki Allah."
Keberadaan petir dan
guntur menjadi suatu peringatan keras bagi penduduk bumi. Dan terkadang dijadikan
juga untuk menghukum/mengadzab sebagian manusia yang Allah kehendaki. Hal ini
sebagaimana yang terdapat pada ayat di atas, "dan Allah melepaskan
Guntur/halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki."
.
Referensi:
"Tafsir Al-Qur'anul Adzim" Karya Ibnu Katsir
"Hishnul Muslim" Karya Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani
Lilik i (Abu Utsman)
Terima kasih.. informasi Bacaa Tasbih ketika mendengar Petir sangat bermanfaat bagi kami.
BalasHapusUntuk memudahkan menghitung bacaan tasbih bisa menggunakan tasbih giok, bisa di peroleh di www.tasbihgiok.com