Rabu, 13 November 2013

BACAAN TASBIH KETIKA MENDENGAR PETIR




1.Bacaan tasbih yang shahih dari Sahabat Abdullah ibnu Zubair:

Dan dalam riwayatkan dari Abdullah bin al-Zubair di atas, jika ia mendengar guntur, maka ia berhenti berbicara, lalu membaca:

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

(Subhanalladzi Yusabbihur Ro'du Bihamdihi Wal Malaikatu min Khifatihi)
Artinya:
"Mahasuci Allah yang guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya, demikian malaikat karena takut kepada-Nya." Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya guntur itu adalah ancaman yang keras bagi penduduk bumi.

(Shahih, HR. Malik dalam al-Muwatha' dan Imam al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 724, di shahihkan oleh imam al-Albani dalam kitabnya Takhrij al-Kalimut Thoyyib (157) dan Syeikh Musthofa al-Adawi dalam kitab Takhrij wabilus syoyyib (197)).

2. Atau boleh mengucapkan dengan bacaan tasbih ini (Dari Sahabat Abdullah ibnu Abbas):
سبحان الذي سبحت له
(Subhanalladzi sabbahat lahu)
Artinya:
Ikrimah Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya ibnu Abbas ketika mendengar Guntur, maka ia mengucapkan: Subhanalladzi Sabbahat lahu ("Mahasuci Dzat yang guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya."). lalu ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Ar-Ro'd adalah malaikat yang meneriaki dan membentaki Awan sebagaimana seperti seorang penggembala meneriaki dan membentaki  kambingnya. (Hasan HR Bukhari di kitab Adabul Mufrod, di hasankan oleh imam al-Albani (722)).

Bacaan tasbih yang masyhur di masyarakat tapi riwayat haditsnya dho'if (Lemah) :

Yang pertama: Imam Abu Ja'far bin Jarir al-Thabari meriwayatkan hadits yang dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu –beliau merafa'kannya- berkata: Apabila beliau mendengar guntur maka membaca:

سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ
Artinya:
"Mahasuci Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya." (Dho'if HR Ibnu jarir, di dalamnya terdapat perowi yang tidak di ketahui namanya. (Lihat: Takhrijat Wa takhdzirot Min Ahadits Masyhurot, karya: Abdullah ibnu Muhammad Zuqoil (1/1)).
.
Yang kedua: Al-Auza'i rahimahullah berkata: Adalah Ibnu Abi Zakaria berkata: Siapa yang saat mendengar Guntur membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
"Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya," maka petir tidak akan menyambarnya. (Dhaif HR Ibnu Jarir, di dalamnya ada perowi Maisaroh ibnu Abdi Robbih, ia perowi matruk, (Lihat: Takhrijat Wa takhdzirot Min Ahadits Masyhurot, karya: Abdullah ibnu Muhammad Zuqoil (1/4)).
.
Yang ketiga: Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu, bahwa apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendengar Guntur dan petir, beliau berdoa:
.
اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ
.
"Ya Allah, janganlah engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu, jangan hancurkan kami dengan siksa-Mu, dan berilah kami kesehatan sebelum itu." (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, al-Nasai dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah, dan al-Hakim dalam Mustadraknya, tapi hadits ini di dha'ifkan oleh imam al-Albani (Lihat: Silsilah Al Ahadits Adh-Dha'ifah (1042)).
.
Penutup:
.
Saat melihat kilatan petir menghiasi langit dan mendengar guntur menggelegar maka di sunnahkan untuk membaca tasbih setiap kali mendengar suara guntur. Di antara sifatnya, sebagaimana yang telah dipraktekkan salaful ummah, tidak hanya satu macam saja, seperti yang disebutkan dalam beberapa riwayat di atas, Namun ada dua bacaan tasbih yang bisa di amalkan, karena berdasarkan amalan yang shahih Sahabat Abdullah ibnu Abbas dan Abdullah bin Zubair.   

Tambahan:


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
.
((هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ))
Artinya:
"Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guntur itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (QS. Al-Ra'du: 12-13)
.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya berkata, "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dialah yang menundukkan kilat, yaitu cahaya terang mengkilat yang terlihat keluar dari celah-celah awan."
Sedangkan maksud Khaufa wa Thama'a (ketakutan dan harapan), menurut Qatadah Rahimahullah: "Ketakutan adalah untuk orang bepergian yang takut tertimpa bahaya dari kilat itu dan kesulitan yang ditimbulkannya. Sedang harapan adalah untuk orang muqim yang berharap berkah dan manfaatnya serta mengharap rizki Allah."  

Keberadaan petir dan guntur menjadi suatu peringatan keras bagi penduduk bumi. Dan terkadang dijadikan juga untuk menghukum/mengadzab sebagian manusia yang Allah kehendaki. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada ayat di atas, "dan Allah melepaskan Guntur/halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki." 
.
Referensi:
"Tafsir Al-Qur'anul Adzim" Karya Ibnu Katsir
"Hishnul Muslim" Karya Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani

Lilik i (Abu Utsman)


1 komentar:

  1. Terima kasih.. informasi Bacaa Tasbih ketika mendengar Petir sangat bermanfaat bagi kami.
    Untuk memudahkan menghitung bacaan tasbih bisa menggunakan tasbih giok, bisa di peroleh di www.tasbihgiok.com

    BalasHapus