Senin, 16 September 2013

Contoh Praktek Berbaktinya Para Ulama' Salaf Terhadap Orang Tuanya


Kisah Bakti Salafushalih 

Abu Hurairah, beliau menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar atau masuk rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat Allah serta barakahnya.”

Ibunya menjawab, “Dan untukmu keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena engkau telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab, “Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut.” [Diriwayatkan Al Bukhari dalam Adabul Mufrod]

------------------------------------

Kisah Uwais Al Qarni, yang mana singkatnya: Jika ada kafilah datang dari Yaman, Umar bin Khatthab selalu bertanya apakah bersama mereka ada Uwais Al Qarni. Sampai suatu ketika beliau berjumpa dengannya maka beliaupun mengatakan:,

 “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Uwais bin Amir akan datang bersama rombongan orang dari Yaman dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal di daerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit belang, lalu sembuh, akan tetapi masih tersisa belang di tubuhnya sebesar uang dirham. 

Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun untukmu kepada Allah maka usahakanlah.”

Maka mohonkanlah ampun kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun untuk Umar bin Khaththab. Setelah itu Umar bertanya kepadanya, “Engkau hendak pergi ke mana? “Kuffah,” jawabnya.

Beliau bertanya lagi, “Maukah aku tuliskan surat untukmu kepada gubernur Kuffah (agar melayanimu)? Uwais al-Qorni mengatakan, “Berada di tengah-tengah banyak orang lebih aku sukai. [HR Muslim]

----------------------------------------------

Begitu juga kisah tiga orang yang terjebak dalam gua yang mana pintunya tertutup batu besar. Maka masing-masing berdo’a dengan amalan baik yang telah mereka kerjakan. Salah seorang diantara berdo’a dan berwasilah dengan baktinya kepada orang tuanya, maka pintu gua pun terbuka. [HR Bukhari (2272), Muslim (2473)]

===============
  
Dari Kisah Diatas, Kita Bisa Mengetahui Tentang Pentingnya berbakti pada orang tua

Sebagaimana firman Allah,

وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً


Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua (QS An Nisa’: 36)

Allah juga berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, 

maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS Al Israa’: 23)
------------------------------------
Berbakti kepada orang tua dikedepankan daripada jihad. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” 

Beliau menjawab, “Mendirikan sholat pada waktunya,” Aku bertanya kembali, “Kemudian apa?” Jawab Beliau, “Berbakti kepada orang tua,”. Aku bertanya lagi, “Kemudian?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” [HR. Al Bukhari (527), Muslim (85)]
------------------------------------
Ada seorang laki-laki minta izin Rasulullah untuk ikut berjihad, maka beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.” [HR Al Bukhari dan Muslim]


Tetap Berbakti Bagaimana Pun Kondisi Orang Tua

Allah memerintahkan tetap berbuat baik kepada orang tua, meskipun keduanya kafir. Allah berfirman,

وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik (QS Al Luqman: 15).

Durhaka Pada Kedua Orang Tua Adalah Kerugian di Dunia dan Akhirat

Rasulullah bersabda, “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Beliau ditanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Seorang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah lanjut usia, tetapi ia tidak masuk surga (dengan sebabnya).” [HR. Muslim (2551)]

Tidak hanya adzab di akhirat, balasan orang yang durhaka kepada orang tua disegerakan di dunia. Betapa banyak orang yang dahulunya durhaka kepada kedua orang tuanya akhirnya anak-anaknya pun durhaka pada dirinya. Semoga kita dijauhkan dari hal yang demikian ini.

Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, serta sahabatnya.

Disarikan oleh Abu Zakariya Sutrisno dari materi khutbah Jum’at di salah satu Masjid Jami’ di Ummul Hammam, Riyadh, Arab Saudi (23 Muharram 1434 H / 7 Desember 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar