Selasa, 12 November 2013

Keutamaan Menuntut ilmu Agama Islam

Keutamaan Menuntut ilmu Agama Islam


Beberapa keutamaan Ilmu Syar’I (ilmu Agama):
Berikut ini kami menyebutkan beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan As-Sunnah dan perkata’an para ulama’ salafus Shalih: 
.
1). Menuntut Ilmu, jalan menuju surga
.
Disebutkan dalam sahih Muslim, dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu anha, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya:
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ،
.
Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim:2699)
.
Hadits ini menjelaskan bahwa balasan yang Allah berikan kepada hambanya setimpal dengan usaha yang telah dia lakukan, sebagaimana dia menempuh jalan untuk mencari kehidupan hatinya dan keselamatan dirinya dari kebinasaan, maka Allah menjadikannya menempuh jalan yang ingin diraihnya tersebut. (lihat: Miftahu Daris sa’aadah,Ibnul Qayyim: 71)
.
2). Ilmu lebih utama dari ibadah
.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya:
.
«فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة وخير دينكم الورع»
.
“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah bersikap wara’.”
(Shahih, HR.Al-Hakim, Al-Bazzar, At-Thayalisi, dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu Anhu. Disahihkan Al-Albani dalam sahih al-jami’:4214)
.
Wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan memudaratkan kehidupan akhiratnya.
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب» .
.
 “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan dimalam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.”
(Shahih, HR.Abu Dawud (3641), Ibnu Majah (223), dari hadits Abu Darda’ Radhiallahu Anhu. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani (Shahihul Jami’: 4212))
.
Yang dimaksud hadits ini bahwa memiliki ilmu dengan cara menuntutnya, atau mengajarkannya, merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya, seperti shalat sunnah, berpuasa sunnah, dan yang lainnya. Bukan yang dimaksud hadits ini bahwa ilmu bukan bagian dari ibadah, namun maksudnya bahwa ilmu merupakan bagian ibadah yang paling mulia, bahkan bagian dari jihad fi sabilillah. 
.
Berkata Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah: “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama dari engkau mengajarkan ilmu kepada manusia.” (Jami’ bayanil ilmi, Ibnu Abdil Bar: 227)
.
Beliau (Sufyan Ats-Tsauri) juga pernah berkata: “Tiada satu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu jika niatnya benar.” (Jami’u bayanil ilmi:119)
.
Abu Darda’ Rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang menyangka bahwa berangkat menuntut ilmu bukan amalan jihad, maka sungguh ia telah kurang pandangan dan akalnya.” (Miftahu daris sa’adah:1/122)
.
Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata: Manusia  yang memliki kemuliaan di tengah masyarakat kami adalah pribadi yang berilmu, dan orang selain mereka tentu tidak ada artinya”. (Washaya li Thalabil ilmi (5))
.
3). Ilmu agama menyelamatkan dari laknat Allah Azza Wajalla
.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله وما والاه وعالما أو متعلما» .
.
 “Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan amalan- amalan ketaatan, demikian pula seorang yang alim atau yang belajar.”
(HR.Tirmidzi (2322), Ibnu Majah (4112), dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam sahih al-jami’,no:1609)
.
Berkata Al-Munawi dalam menjelaskan hadits ini: “dunia terlaknat, disebabkan karena ia memperdaya jiwa-jiwa manusia dengan keindahan dan kenikmatannya, yang memalingkannya dari beribadah kepada Allah lalu mengikuti hawa nafsunya.” (Tuhfatul ahwadzi:6/504)
.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah: “Setiap amalan yang dilakukan seorang hamba yang tidak berbentuk ketaatan, ibadah dan amalan saleh maka amalan tersebut merupakan amalan yang batil, sebab dunia ini terlaknat dan terlaknat segala isinya kecuali sesuatu yang dilakukan karena Allah, meskipun amalan batil itu menyebabkan seorang meraih kepemimpinan dan harta, maka seorang pemimpin bisa menjadi Firaun, dan seorang yang gila harta bisa menjadi Qarun.” (Majmu’ fatawa:8/76)
.
Maka dengan menuntut ilmu dan mengajarkannya, akan menjadikan seorang hamba yang masuk kedalam kelompok yang akan meraih ridha-Nya, dan selamat dari kemurkaan dan siksa-Nya.
.
4).  Ilmu adalah cahaya
.
Allah Ta’ala berfirman:
.
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan . Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan  Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
(QS.Al-Maidah: 16)
.
Ayat diatas menunjukkan tentang keutamaan ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang membimbing siapa saja yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa jalan yang menyelamatkan seorang hamba dari penyimpangan dan kesesatan, dan mengantarkan seorang hamba menuju keselamatan dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan, kegelapan syirik, bid’ah, kemaksiatan dan kejahilan, menuju kepada cahaya tauhid, ilmu, hidayah, ketaatan dan seluruh kebaikan.
.
5). Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba
.
Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu syar’i, itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.
.
Kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
.
 “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan difahamkan tentang agamnya.”(HR. Bukhari (3116) dan Muslim (1037))
.
Sebagian Ulama’ salaf berkata: Orang yang tidak diberikan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla kepahaman di dalam agama berarti Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak menghendaki kebaikan baginya”. (Washaya li Thalabil ilmi (5))
.
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ، فَأَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ، فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ ذَلِكَ النُّورِ اهْتَدَى، وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ،
 “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menciptaan makhluk-Nya dalam kegelapan, Lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan hidayah, dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia tersesat.”
(HR. Ahmad (2/176), Tirmidzi,no: 2642, Ibnu Hibban (6169),Al-Hakim dalam mustadrak (1/84), dari hadits Abdullah bin Amr bin Ash. Disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (3/1076)
.
Bagi seorang muslim yang yakin dengan nasehat-nasehat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tentu saja sangat berkeinginan untuk andil dalam mendapatkan kebaikan yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi para penuntut ilmu syar’i tersebut.
.
Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar tatkala menjelaskan hadits Muawiyah yang telah disebutkan diatas:
 “Sebab orang yang tidak memahami perkara agamanya, dia bukanlah seorang yang faqih dan bukan pula seorang yang menuntut ilmu, sehingga tepat jika ia disifati sebagai orang yang tidak dikehendaki kebaikan untuknya. Ini merupakan penjelasan yang terang yang menunjukkan keutamaan para ulama dibanding seluruh manusia, dan menunjukkan keutamaan mendalami agama dibanding ilmu- ilmu lainnya.” (Fathul bari,Ibnu Hajar Al-Asqalani: 1/165)
.
Saudaraku muslim!  Jadilah orang- orang terbaik yang dimuliakan Allah Azza Wajalla, dengan berusaha mempelajari agama Allah dan mengajarkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ»
.
 “Sebaik- baik kalian adalah yang mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari (4739))
 .
Demikianlah beberapa keutamaan menuntut ilmu, semoga pembahasan yang sedikit ini bisa menjadi pemicu semangat kita untuk berusaha menggali warisan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang penuh berkah ini.
.

Maraji’:
Jami’ul Bayam Al-imi Karya imam Ibnu Abdil Bar
Miftahu Daris Sa’adah Karya Ibnul Qayyim Al-jauzi
(Lilik Ibadurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar