Keutamaan Menuntut ilmu Agama
Islam
Beberapa keutamaan Ilmu Syar’I (ilmu
Agama):
Berikut ini kami menyebutkan
beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-qur’an dan As-Sunnah dan
perkata’an para ulama’ salafus Shalih:
.
1). Menuntut Ilmu, jalan menuju
surga
.
Disebutkan dalam sahih Muslim, dari
hadits Abu Hurairah Radhiallahu anha, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda, yang artinya:
«مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ
عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ،
.
“Barangsiapa yang menempuh satu
jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju
surga.” (HR.Muslim:2699)
.
Hadits ini menjelaskan bahwa balasan
yang Allah berikan kepada hambanya setimpal dengan usaha yang telah dia
lakukan, sebagaimana dia menempuh jalan untuk mencari kehidupan hatinya dan
keselamatan dirinya dari kebinasaan, maka Allah menjadikannya menempuh jalan
yang ingin diraihnya tersebut. (lihat: Miftahu Daris sa’aadah,Ibnul Qayyim: 71)
.
2). Ilmu lebih utama dari ibadah
.
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda, yang artinya:
.
«فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة
وخير دينكم الورع»
.
“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari
keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah bersikap wara’.”
(Shahih, HR.Al-Hakim, Al-Bazzar,
At-Thayalisi, dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu Anhu. Disahihkan Al-Albani
dalam sahih al-jami’:4214)
.
Wara’ adalah meninggalkan sesuatu
yang dikhawatirkan memudaratkan kehidupan akhiratnya.
Dalam riwayat lain, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«فضل العالم على العابد كفضل القمر
ليلة البدر على سائر الكواكب» .
.
“Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu
dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan dimalam purnama dibanding
seluruh bintang- bintang.”
(Shahih, HR.Abu Dawud (3641), Ibnu
Majah (223), dari hadits Abu Darda’ Radhiallahu Anhu. Dishahihkan oleh Syeikh
Al-Albani (Shahihul Jami’: 4212))
.
Yang dimaksud hadits ini bahwa
memiliki ilmu dengan cara menuntutnya, atau mengajarkannya, merupakan amalan
ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya, seperti shalat sunnah,
berpuasa sunnah, dan yang lainnya. Bukan yang dimaksud hadits ini bahwa ilmu
bukan bagian dari ibadah, namun maksudnya bahwa ilmu merupakan bagian ibadah
yang paling mulia, bahkan bagian dari jihad fi sabilillah.
.
Berkata Sufyan Ats-Tsauri
Rahimahullah: “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama dari
engkau mengajarkan ilmu kepada manusia.” (Jami’ bayanil ilmi, Ibnu Abdil Bar:
227)
.
Beliau (Sufyan Ats-Tsauri) juga pernah
berkata: “Tiada satu amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu jika niatnya
benar.” (Jami’u bayanil ilmi:119)
.
Abu Darda’ Rahimahullah berkata:
“Barangsiapa yang menyangka bahwa berangkat menuntut ilmu bukan amalan jihad,
maka sungguh ia telah kurang pandangan dan akalnya.” (Miftahu daris
sa’adah:1/122)
.
Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata: Manusia yang memliki kemuliaan di tengah masyarakat
kami adalah pribadi yang berilmu, dan orang selain mereka tentu tidak
ada artinya”. (Washaya li Thalabil ilmi (5))
.
3). Ilmu agama menyelamatkan dari
laknat Allah Azza Wajalla
.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله
وما والاه وعالما أو متعلما» .
.
“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat
segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan amalan- amalan ketaatan, demikian
pula seorang yang alim atau yang belajar.”
(HR.Tirmidzi (2322), Ibnu Majah
(4112), dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam sahih al-jami’,no:1609)
.
Berkata Al-Munawi dalam menjelaskan
hadits ini: “dunia terlaknat, disebabkan karena ia memperdaya jiwa-jiwa manusia
dengan keindahan dan kenikmatannya, yang memalingkannya dari beribadah kepada
Allah lalu mengikuti hawa nafsunya.” (Tuhfatul ahwadzi:6/504)
.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Rahimahullah: “Setiap amalan yang dilakukan seorang hamba yang tidak berbentuk
ketaatan, ibadah dan amalan saleh maka amalan tersebut merupakan amalan yang
batil, sebab dunia ini terlaknat dan terlaknat segala isinya kecuali sesuatu
yang dilakukan karena Allah, meskipun amalan batil itu menyebabkan seorang
meraih kepemimpinan dan harta, maka seorang pemimpin bisa menjadi Firaun, dan
seorang yang gila harta bisa menjadi Qarun.” (Majmu’ fatawa:8/76)
.
Maka dengan menuntut ilmu dan
mengajarkannya, akan menjadikan seorang hamba yang masuk kedalam kelompok yang
akan meraih ridha-Nya, dan selamat dari kemurkaan dan siksa-Nya.
.
4). Ilmu adalah cahaya
.
Allah Ta’ala berfirman:
.
يَهْدِي
بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(16)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan . Dengan kitab itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan,
dan Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
(QS.Al-Maidah: 16)
(QS.Al-Maidah: 16)
.
Ayat diatas menunjukkan tentang
keutamaan ilmu, yang disifatkan sebagai cahaya yang membimbing siapa saja yang
mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan-jalan keselamatan, berupa jalan yang menyelamatkan
seorang hamba dari penyimpangan dan kesesatan, dan mengantarkan seorang hamba
menuju keselamatan dunia dan akhirat, mengeluarkan mereka dari kegelapan,
kegelapan syirik, bid’ah, kemaksiatan dan kejahilan, menuju kepada cahaya
tauhid, ilmu, hidayah, ketaatan dan seluruh kebaikan.
.
5). Ilmu merupakan tanda kebaikan
seorang hamba
.
Ketika seorang hamba diberi
kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu syar’i, itu menunjukkan bahwa
Allah menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan membimbingnya menuju kepada
hal-hal yang diridhai-Nya.
.
Kehidupannya menjadi berarti, masa
depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun akan
diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
.
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada
seorang hamba maka Ia akan difahamkan tentang agamnya.”(HR. Bukhari (3116) dan Muslim (1037))
.
Sebagian Ulama’ salaf berkata: Orang yang tidak diberikan oleh
Allah Shubhanahu wa ta’alla kepahaman
di dalam agama berarti Allah Shubhanahu
wa ta’alla tidak menghendaki kebaikan baginya”.
(Washaya li Thalabil ilmi (5))
.
Dalam riwayat lain, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ
خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ، فَأَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ، فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ
ذَلِكَ النُّورِ اهْتَدَى، وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ،
“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menciptaan
makhluk-Nya dalam kegelapan, Lalu Allah memberikan kepada mereka dari
cahaya-Nya, maka siapa yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan
hidayah, dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia tersesat.”
(HR. Ahmad (2/176), Tirmidzi,no: 2642,
Ibnu Hibban (6169),Al-Hakim dalam mustadrak (1/84), dari hadits Abdullah bin
Amr bin Ash. Disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (3/1076)
.
Bagi seorang muslim yang yakin
dengan nasehat-nasehat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tentu saja
sangat berkeinginan untuk andil dalam mendapatkan kebaikan yang dijanjikan
Allah Ta’ala bagi para penuntut ilmu syar’i tersebut.
.
Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar tatkala
menjelaskan hadits Muawiyah yang telah disebutkan diatas:
“Sebab orang yang tidak memahami perkara
agamanya, dia bukanlah seorang yang faqih dan bukan pula seorang yang menuntut
ilmu, sehingga tepat jika ia disifati sebagai orang yang tidak dikehendaki
kebaikan untuknya. Ini merupakan penjelasan yang terang yang menunjukkan
keutamaan para ulama dibanding seluruh manusia, dan menunjukkan keutamaan
mendalami agama dibanding ilmu- ilmu lainnya.” (Fathul bari,Ibnu Hajar
Al-Asqalani: 1/165)
.
Saudaraku muslim! Jadilah
orang- orang terbaik yang dimuliakan Allah Azza Wajalla, dengan berusaha
mempelajari agama Allah dan mengajarkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
.
«خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ»
.
“Sebaik- baik kalian adalah yang mempelajari
al-qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari (4739))
.
Demikianlah beberapa keutamaan
menuntut ilmu, semoga pembahasan yang sedikit ini bisa menjadi pemicu semangat
kita untuk berusaha menggali warisan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
yang penuh berkah ini.
.
Maraji’:
Jami’ul Bayam Al-imi Karya imam Ibnu Abdil Bar
Miftahu Daris Sa’adah Karya Ibnul Qayyim Al-jauzi
(Lilik
Ibadurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar