Minggu, 03 November 2013

CELAAN ORANG YANG PANDAI URUSAN DUNIA SEMATA DAN LALAI URUSAN AKHIRAT



CELAAN TERHADAP
ORANG-ORANG YANG MEMENTINGKAN DUNIA SEMATA


1. Dalil Al-Qur'an Tentang Cela'an Orang-orang yang begitu pandainya terhadap urusan dunianya (ilmu dunia, pekerjaan dunia), Namun senantiasa melalaikan kehidupan akhiratnya (seperti enggan belajar agama islam,  enggan mengamalkan agama islam, dll).

Sungguh ruginya orang-orang kafir yang pandai dalam urusan dunia semata, namun mereka lalai dalam urusan akhirat, Maka dari itu jangan sampai orang-orang muslim mengikuti sifat / kebiasaan mereka:

Allah Ta'ala berfirman: 
 يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Artinya:
 Mereka (orang-orang kafir) hanya mengetahui yang lahiriah (saja) dari kehidupan dunia;  sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat -mereka lalai..” (QS Ar-Rum: 7) 

Dalam Ayat lain:
   
Allah juga mencela orang-orang  yang  kehidupannya begitu sibuk dalam perkara dunia Namun mereka melalaikan terhadap kewajiban agama islam dan shalat.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ  الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَوَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

          Maka kecelakaanlah bagi : orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya'. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS Al-Ma’un : 4-7)

-

2.  Dalil Hadits: Tentang cela'an orang yang Pandai dengan urusan dunia namun bodoh dengan urusan akhirat.”



Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
 إِنَّ اللهَ يَبْغَضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ ، سَجَّابٍ فِى اْلاَسْوَاقِ ،جِيْفَةٍ بِاالَّيْلِ ، حَمَّارْ بِا لنَّهَارِ ، عَالِمٍ بِأَمْرِا لدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلاٰخِرَةِ
-

Artinya:
“Sesungguhnya Allah membenci setiap kata-kata kasar lagi sombong, banyak berteriak di pasar, bagai bangkai di waktu malam dan seperti himar di waktu siang, Pandai dengan urusan dunia namun bodoh dengan urusan akhirat.”
(Hasan, HR Ibnu Hibban (1957), di Shahihkan oleh imam ibnu Hibban, di hasankan oleh Syeikh Ahmad Syakir -sebagaimana yang disebutkan oleh Bakr Abu Zaid dalam kitabnya Al-Mati' Khirosatul Fadhilah)).

=> Orang yang menekuni urusan dunia Namun tidak pernah melalaikan urusan akhirat tentu lebih baik dan lebih Mulia.

Dahulu urusan agama adalah sesuatu yang amat berharga di sisi para sahabat Nabi dan pengikutnya yang setia dari kalangan tabi'in, mereka berlomba-lomba dalam kebaikan, sampai-sampai masalah shalat mereka amat menyesal jika tertinggal sholat jama’ah. 
Bahkan tidak ada dalam lembaran sejarah mereka bahwa ada diantara mereka yang meninggalkan sholat, malas dalam belajar din atau dalam beribadah.  Itulah generasi terbaik yang seharusnya menjadi teladan bagi kaum muslimin saat ini.
Kemudian muncullah di zaman sekarang ini generasi pelanjut yang amat buruk secara global (mayoritas). Generasi ini melalaikan sholat, dan memperturutkan hawa nafsunya. Inilah yang di terangkan oleh Allah dalam firman-Nya,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
 (60)
Artinya:
“(Setelah generasi terbaik) Lalu datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Karenanya, mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh. Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (QS. Maryam : 59-60)
-

=> Orang mukmin yang bertakwa adalah orang yang tidak disibukkan dengan urusan dan kesibukan dunia dari mengingat Allah Subhanahu Ta’ala,  inilah yang dipuji oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya: 
-

{رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ}
-
Artinya:
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS an-Nur:37).

-
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Mereka adalah orang-orang yang tidak disibukkan/dilalaikan oleh harta benda dan perhiasan dunia, serta kesenangan berjual-beli dan meraih keuntungan (besar) dari mengingat (beribadah) kepada Rabb mereka (Allah) Yang Maha Menciptakan dan Melimpahkan rezki kepada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang mengetahui (meyakini) bahwa (balasan kebaikan) di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih utama daripada harta benda yang ada di tangan mereka, karena apa yang ada di tangan mereka akan habis/musnah sedangkan balasan di sisi Allah adalah kekal abadi” (Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/390)).

Penulis: Lilik i (Abu Utsman) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar