Rabu, 20 November 2013

Beberapa Adab Yang Sesuai Sunnah Nabi Sebelum Tidur




Adab islami sebelum tidur yang seharusnya tidak ditinggalkan oleh seorang muslim adalah sebagai berikut.
. 


Pertama: Tidurlah dalam keadaan berwudhu.


.
[Keutamaannya adalah Anda akan Di Jaga dan Di do’akan Oleh Malaikat]
.
Hal ini berdasarkan Hadits Ibnu Umar :

" من بات طاهرا بات في شعاره ملك لا يستيقظ ساعة من الليل إلا قال الملك :
اللهم اغفر لعبدك فلانا ، فإنه بات طاهرا " . رواه ابن حبان في صحيحه

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di (dekat) pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.
(Hadits ini Hasan lighoirihi, HR Ibnu Hibban, di shahihkan oleh Imam Ibnu Hibban, di hasankan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitsami, Al-Albani, Al-Arna’ut, dll. Lihat Kitab "Silsilah al-Ahadits as-Shahihah, no: 2539))
.
Sebagai penguat ana bawakan hadits lagi yang lain (yaitu hadits berikut ini):
 .
( حسن لغيره )
وعن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال طهروا هذه الأجساد طهركم الله فإنه ليس من عبد يبيت طاهرا إلا بات معه في شعاره ملك لا ينقلب ساعة من الليل إلا قال اللهم اغفر لعبدك فإنه بات طاهرا
رواه الطبراني في الأوسط بإسناد جيد

Artinya:
"Sucikanlah badan kalian (dengan berwudhu), maka Allah akan mensucikan kalian, Sesungguhnya tidaklah seorang hamba yang tidur dalam keadaan suci melainkan ada di dekat pakaiannya malaikat yang bersamanya, tidaklah hamba tersebut membolak-balikkan badannya sesaat, melainkan malaikat akan berdoa:  ‘Ya Allah, ampunilah hambamu ini karena tidur dalam keadaan suci”.
(Hasan Lighairihi, HR Tabrani dari ibnu Abbas secara Marfu’, di Hasankan oleh Imam Al-Mundziri, Al-Albani, dll. (Shahih Targhib wa tarhib, no:597)
.
Adapun wudhu sebelum tidur ini hukumnya sunnah, tidak wajib sebagaimana di jelaskan para ulama' pensyarah hadits.
.
Kedua: Tidur berbaring pada sisi kanan.
 .
Hal ini berdasarkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
.
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
 .
Adapun manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).
.
Ketiga: Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali.
Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya ‘Aisyah.
.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
.
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
.
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).
.
Keempat : Beberapa Ayat Yang Ada di Dalam Al-Qur’an:
 .
@ Membaca ayat kursi sebelum tidur
.
Hal ini dapat Mencegah dari Gangguan Jin Jahat / Syetan
.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
.
وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »
.
Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari no. 3275)
 .
@ Membaca Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah
 .
Hal ini sebagaimana hadits dari Abu Mas’ud Al-Anshari Al-Badri
 .

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ قَرَأَهُمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ (متفق عليه)
.
Artinya:
Dari Abu Mas’ud al-Badri رضي الله عنه dia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, barangsiapa membacanya di malam hari, niscaya dua ayat tersebut akan mencukupinya”. (HR. al-Bukhari no. 3786 dan Muslim no. 807 dan 808).
.
-Maksud Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “… dua ayat tersebut akan mencukupinya” adalah mencukupkannya dari segala keburukan dan kejahatan yang di lakukan oleh setan, serta mencukupkannya (memudahkannya) untuk memperoleh banyak pahala dan kebaikan. (Lihat Syarhu Shahihi Muslim 6/91 -92 dan Faidhul Qadir 6/197)
 .
@ Membaca Surah Al-Kafirun
.
Hal ini sebagaimana dalam Hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dari Naufal Al-Asyja’i radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku:
 اقْرأ : قُلْ يا أيُّها الكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ على خاتِمَتِها فإنَّها بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ       
.
“Bacalah Qul Yaayyuhal Kafirun (Surat Al-Kafirun) kemudian tidurlah pada akhir (ayatnya), karena ia dapat melepaskan dari kesyirikan.” (HR. Abu Daud, 5055. Tirmizi, 3400 dihasankan oleh Imam Ibnu Hajar As-Asqalani di kitab Nataijul Afkar, 3/61 dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Abu Daud.
.
Kelima: Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
.
Dari Hudzaifah bin Yaman, ia berkata,
.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ »
 .
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)
.
Masih ada beberapa dzikir sebelum tidur lainnya yang tidak kami sebutkan dalam tulisan kali ini. Silakan menelaahnya di buku Hisnul Muslim, Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni.
.
Keenam: Sebisa mungkin membiasakan tidur di awal malam (tidak sering begadang) jika tidak ada kepentingan yang bermanfaat.
.
Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,
.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
 .
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari no. 568)
.
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/278, Asy Syamilah)
---------------------- .
Referensi:
.
Hisnul Muslim, Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qohthoni. Dll

Lilik I (Abu Utsman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar