Dalil Al-Qur’an:
Allah Subhanahu Wa'ta'ala berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Ayat ini menegaskan bahwa surga telah Allah sediakan atau siapkan bagi kaum muttaqin (orang-orang
bertaqwa) jauh-jauh hari sebelumnya, maka hendaknya orang-orang beriman
berkompetisi untuk mendapat hak memasukinya.
Demikian pula sebaliknya,
berdasarkan ayat di bawah ini berarti Allah telah sediakan atau siapkan
bagi kaum kafir api neraka yang karenanya hendaknya manusia tidak
memilih jalan hidup orang kafir jika tidak ingin berakhir di tempat
mengerikan itu.
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran ayat 131)
Dalil Hadits:
1. Orang Yang telah meninggal bisa melihat Surga dan Neraka
Di antara sabda Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang membenarkan pendapat bahwa surga dan neraka telah diciptakan Allah sejak awal ialah:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya bila salah seorang di antaramu
meninggal, maka diperlihatkan kepadanya tempatnya di waktu pagi dan
petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka ia ahli surga. Dan jika
termasuk ahli neraka, maka ia ahli neraka. Lalu dikatakan kepadanya:
”Inilah tempatmu sehingga Allah bangkitkan kamu pada hari Kiamat.” (HR
Bukhari (1379))
2. Orang Mukmin yang meninggal berharap kepada Allah agar di segerakan datang Hari kiyamat
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan doa yang diucapkan seorang beriman selama di dalam kuburnya saat ia berhak melihat tempatnya di surga yaitu:
رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
“Ya Rabb, datangkanlah hari Kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”(Hadits shahih HR Ahmad
(18534), di shahihkan imam Syu'aib al-Ar na'ut))
3. Orang Kafir yang meninggal berharap agar tidak di segerakan datang Hari kiyamat
Si mu’min tidak sabar menanti datangnya hari
Kiamat. Sebaliknya, ucapan seorang kafir atau munafik selama di dalam
kuburnya saat ia melihat neraka sebagai calon tempat tinggalnya di
akhirat kelak nanti ialah:
رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ
“Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat.” (Hadits shahih HR Ahmad
(18534), di shahihkan imam Syu'aib al-Ar na'ut))
4. Rasulullah pernah Melihat Surga dan Neraka ketika perjalanan Mi'raj [di langit]
Dalam hadits lainnya diriwayatkan bahwa ketika Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
diperjalanankan pada malam Isra’ dan Mi’raj, maka beliau diizinkan
Allah melihat surga. Hal ini juga menegaskan bahwa surga sesungguhnya
sudah ada sejak dahulu.
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
“Kemudian Jibril mengantar aku ke Sidratul
Muntaha, yang diliputi oleh warna-warna yang sulit dilukiskan
keindahannya. Kemudian aku masuk ke dalam surga, yang cahayanya seperti
cahaya mutiara dan tanahnya seperti kesturi.” (Shahih, HR Bukhori (349))
5. Malaikat Jibril pernah menengok Surga dan Neraka
Bahkan ada lagi suatu hadits panjang yang
menggambarkan bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan dahulu dan
bahwa Allah telah menyuruh Malaikat Jibril untuk melihat dan memberikan
penilaian terhadap keduanya. Kemudian Allah melapisi masing-masing surga
dan neraka dengan lapisan yang bisa menyebabkan manusia tertipu akan
hakikat keduanya. Dan pelapis itulah –wallahu a’lam- alam fana dunia yang sedang kita jalani saat ini. Dunia yang fana ini memang sangat kaya dengan tipuan mata bagi manusia.
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ لِجِبْرِيلَ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا ثُمَّ حَفَّهَا بِالْمَكَارِهِ ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ قَالَ فَلَمَّا خَلَقَ اللَّهُ النَّارَ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلُهَا فَحَفَّهَا بِالشَّهَوَاتِ ثُمَّ قَالَ يَا جِبْرِيلُ اذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَذَهَبَ فَنَظَرَ إِلَيْهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا
Artinya:
“Ketika Allah menciptakan surga Dia berfirman
kepada Jibril: ”Pergi dan lihatlah surga.” Maka Jibril pergi dan
melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb,
tidak seorangpun
yang mendengar perihal surga melainkan pasti ingin memasukinya.”
Kemudian Allah lapisi surga dengan al-makaarih (hal-hal yang tidak
disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan lihatlah
surga.” Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan
berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak
seorangpun bakal ingin memasukinya.” Ketika Allah menciptakan neraka
Dia berfirman kepada Jibril:
”Pergi dan lihatlah neraka.” Maka Jibril
pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang dan berkata: ”Demi keagunganMu
ya Rabb, tidak seorangpun yang mendengar perihal neraka bakal mau
memasukinya.” Kemudian Allah lapisi neraka dengan asy-syahawaat (hal-hal
yang disukai manusia) lalu Allah berfirman: ”Hai Jibril, pergi dan
lihatlah neraka.”
Maka Jibril pergi dan melihatnya. Kemudian ia datang
dan berkata: ”Demi keagunganMu ya Rabb, sungguh aku khawatir tidak akan
ada orang yang bakal lolos dari api neraka.” (Hasan Shahih, HR Abu Dawud (4744), di shahihkan imam al-albani)
6.
Batu Besar Yang Pernah di Jatuhkan ke Dasar Neraka, dan terdengar dari Bumi
Hal ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- إِذْ سَمِعَ وَجْبَةً فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- «
تَدْرُونَ مَا هَذَا ». قَالَ قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ «
هَذَا حَجَرٌ رُمِىَ بِهِ فِى النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِى
فِى النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا ».
(اخرجه مسلم: 2844)
Artinya:
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu bekata: "Kami (para
sahabat) pernah bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, tiba-tiba terdengar
suara keras 'sesuatu yang jatuh' (menggemuruh), Lalu beliau berkata: Taukah
kalian suara apa ini..??!! Para sahabat menjawab: "Hanya Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu",
Lalu RAsulullah bersabda: "ini adalah suara lemparan BATU yang
di lemparkan ke dalam Neraka sejak tujuh puluh tahun perjalanan yang lalu, dan
saat inilah batu tersebut telah mencapai ke bagian dasar Neraka." (Shahih,
HR Muslim (2844))
7. Dua Hembusan Neraka Saat Ini (Hawa Panas dan Dingin)
Dalam hadits muttafaq alaih, diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
اشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ فَهُوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الْحَرِّ وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الزَّمْهَرِيرِ
"Neraka mengadu kepada Tuhannya; 'Wahai Robb.., sebagian api –di dalam diriku- saling memakan (membakar) sebagian yang lain (hal ini karena neraka masih kosong saat ini)…!' Maka dari itu Allah mengizinkan untuk menghembuskan dua kali hembusan nafas (agar bisa mengeluarkan dua hembusan/hawa dari dalam neraka),
satu kali hembusan nafas di musim dingin dan satu hembusan nafas lagi di musim panas. Maka dingin yang menggigil yang kalian dapatkan adalah hawa dingin neraka, dan panas menyengat yang kalian rasakan adalah bagian dari hawa panas neraka." (Hadits Shahih, HR Bukhori: 512, Muslim: 617, Ibnu Majah: 4319, Ahmad: 7247).
Dalam kitabnya yang berjudul Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, Ath-Thahawi menulis sebagai berikut:
”Surga
dan Neraka telah diciptakan Allah. Keberadaan keduanya tidak akan
pernah berakhir. Allah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan
yang lain, dan Dia juga menciptakan penduduk untuk masing-masingnya.
Siapa yang diinginkanNya,
akan masuk ke dalam surga dengan ampunan dan
pertolonganNya, dan siapa yang diinginkanNya akan masuk ke dalam neraka
sesuai dengan keadilanNya. Setiap orang akan berperilaku sesuai dengan
ketentuan yang telah diciptakan untuknya; perbuatan baik dan perbuatan
jelek telah ditaqdirkan untuk semua orang.”
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam surga, dan di hindarkan dari siksa Neraka di akhirat kelak.
Amiin. (Lilik ibadurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar