Selasa, 22 Oktober 2013

HADIS PALSU TENTANG DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS


HADIS PALSU TENTANG DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS

 

 Kitapun tahu kisah ini "TENTANG DIALOG RASULULLAH DENGAN IBLIS" yang sanga panjang kisahnya dan tidak bersumber dari kitab shahih yang mu'tabar / tidak bersumber dari kitab yang terkenal di kalangan para ahli hadits, karena memang yang kita ketahui hadits ini juga tidak shahih, bahkan hadits ini maudhu' (Palsu). 

Namun bagaimana lagi ya, ini hanya sebagai tambahan ilmu saja dari para Ulama',  meskipun kita tahu hadits ini tidak bisa dipertanggung jawabkan keabsahannya. Ulama' kita juga tidak pernah menyebutkan keshahihan hadits ini, karena memang hadits ini tidak diketahui keshahihan sanadnya maupun matannya. 



Inilah Komentar Para Ulama' Tentang Tidak Shahihnya Hadits ini:


A. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Ketika beliau ditanya tentang riwayat ini, berikut jawabannya:
“Ini hadits dusta. tidak terdapat di dalam kitab-kitab muslimin yang dipercaya baik kitab shahih, sunan ataupun musnad. siapa saja yang tahu bahwa ini adalah dusta atas nama nabi maka tidak boleh meriwayatkannya…” (Majmu’ al-Fatawa 18/350)

B. Fatwa Syekh Abdurrahman as-Suhaimi :
Ini dusta yang nyata! Ini hadits maudhu’ dusta tidak boleh meriwayatkannya, menyampaikan dan menyebarkannya di masyarakat kecuali jika ingin mengingatkan bahayanya hadits ini dan menjelaskan dustanya.


C. Fatwa dari Markaz Fatwa di bawah bimbingan DR. Abdullah al-Faqih :
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabatnya.
Amma ba’du: ini hadits tidak ada sumbernya, bahkan dusta nyata yang tidak boleh diceritakan kecuali untuk mengingatkan dan menjauhkan orang darinya. Di dalamnya ada kedustaan nyata yang tidak mungkin dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Wallahu a’lam

D. Pendapat Lajnah Mengenai Hadits Ini :

الحديث المذكور لا أصل له فيما نعلم ، والمصدر المنقول منه غير معروف ، فالواجب تركه وعدم نشره بين الناس" انتهى .

Hadits Yang di sebutkan tersebut tidak ada asal-usulnya tidak ada yang mengetahuinya sumber dan perkataan darinya (Cerita tersebut) tiadaklah dapat dikenal, Maka Kami Jawab tinggalkanlah hadits/Hikayat cerita palsu tersebut dan tidak menyebarkan cerita tersebut diantara manusia.
[Lajnah Daimah 3/252 Anggota : Syaikh Abdullah Bin Baz, Syaikh Abdul Aziz Alu syaikh, Syaikh Shalih Fauzan, syaikh Bakar Abu Zaid]

Inilah naskah hadits palsu tsb :



Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal radhiallahu 'anhu dari Ibn Abbas radhiallahu 'anhu , ia berkata: “Kami bersama Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di rumah seorang sahabatdari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: 

“Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat: “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.

Para sahabat menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. “Rasulullah berkata: “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.”

Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu berkata: “Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata pelan: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. 


Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”

Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, 


kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke atas, tidak ke samping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau [tsur].

Dia berkata, “Assalamu’alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Assamu’lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, wahai makhluq yang terlaknat. 


Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis". Iblis berkata: "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.


Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan hina dan bersahaja. 


Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

”Demi kemulian dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. 

Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”

Dan masih panjang lagi kisahnya..

-------------------------------------------------------

Kesimpulannya, Berdasarkan kepalsuan hadits diatas, maka kita tidak boleh menyandarkan hadits tersebut kepada Rasulullah.  

Ada peringatan dari nabi untuk kita, agar kita tidak mengamalkan hadits - hadits yang sangat lemah, terlebih lagi hadits yang palsu.

Dan dalam sabda Nabi:

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.

"Dari ‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ‘Janganlah kamu berdusta atas (nama) ku, karena se-sungguhnya barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’ [Shahih, HR. al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]


Abu Ustman  (Lilik i)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar