HUSNUL KHOTIMAH
Sebuah
kepastian yang di tentukan oleh Allah secara Kauni bahwasanya setiap yang
bernyawa pasti akan mati. Hewan, tumbuh-tumbuhan, malaikat, jin dan tak
terkecuali anak cucu Adam, semuanya pasti akan mati.
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ
أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ... (185)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah
beruntung”. (QS. Al-Imron:185)
ISYARAH
AL-QUR'AN TENTANG HUSNUL KHOTIMAH
Allah
Ta’ala berfirman
tentang orang yang diwafatkan dalam keadaan baik dan termasuk orang-orang
berbahagia:
الَّذِينَ
تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (32)
“(yaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada
mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan
apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An-Nahl: 32).
ISYARAH
AL-QUR'AN TENTANG HUSNUL KHOTIMAH
Sebaliknya,
Allah Ta’ala
juga berfirman tentang orang-orang yang dimatikan dalam keadaan buruk dan
termasuk orang yang celaka:
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي
أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَى إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (28) فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (29)
“(Yaitu) orang-orang yang
dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka
sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali
tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat
menjawab): "Ada, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu
kerjakan". “Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya.
Maka Amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu”.
(QS. An-Nahl:
28-29).
Husnul
khotimah dan su’ul khotimah merupakan
perkara yang sangat agung, sebab ia dapat menjadi tolak ukur kebahagiaan atau
kesengsaraan seseorang, ia juga merupakan cermin dari amal perbuatan seseorang
ketika berada dimasa-masa lapang, sehat dan sejahtera.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya amal perbuatan itu
tergantung akhirnya”. (Shahih, HR. ibnu
Hibban (340) di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam "Ta'liqatul Hisan (341)).
Sufyan
ats-tsaury rahimahullah adalah
salah seorang contoh ulama yang memiliki kekhawatiran yang besar terhadap
perkara husnul khotimah. Beliau suatu ketika pernah menangis kemudian
berkata: ”Aku
khawatir akan sirnanya iman tatkala datangnya kematian”.
Pengertian
Husnul Khotimah
Husnul khatimah merupakan suatu kondisi yang mana seorang
hamba diberi taufiq oleh Allah Ta’ala sebelum datangnya kematian untuk
meninggalkan segala macam perbuatan yang mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala,
dan ia diberi taufik oleh Allah ta’ala untuk bertaubat dari segala dosa
dan maksiat dan bersegera melakukan ketaatan dan perbuatan baik, kemudian dia
menutup usianya diatas kebaikan.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله فقيل كيف يستعمله يا رسول الله ؟ قال
يوفقه لعمل صالح قبل الموت
“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka
Allah akan mempekerjakannya. Para sahabat bertanya: Bagaimana Allah akan
mempekerjakannya?. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: Allah akan memberikan taufik kepadanya untuk beramal
shalih sebelum ia meninggal dunia”. (HR. Ahmad (12036) dan Thirmidzi (2142)
dan dishohihkan oleh Al-Hakim, Dhiya' Al-Maqdisi, Al-Arna'ut dan Al-Albani).
Tanda-Tanda Husnul Khotimah
Secara garis besar, husnul khotimah memiliki dua
tanda, yaitu: tanda yang dapat disaksikan langsung oleh si mayit dan tanda yang
dapat disaksikan oleh manusia.
Adapun tanda-tanda husnul khatimah yang dapat disaksikan oleh
si mayit adalah: kabar gembira yang diberikan kepadanya tatkala kematian
mendatanginya, kabar gembira tersebut berupa keridhaan Allah Ta’ala kepadanya
dan ia akan memperoleh kemuliaan dari Allah Ta’ala . Hal tersebut
merupakan karunia yang diberikan Allah Ta’ala kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan kami
adalah Allah kemudian mereka istiqomah diatasnya maka malaikat-malaikat akan
turun kepada mereka (dengan berkata): janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu bersedih hati bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah
dijanjikan kepadamu”. (QS. Fushshilat:30).
Al-Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kitab shahih
mereka dari Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau berkata, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa suka bertemu
dengan Allah, maka Allahpun suka bertemu dengannya, sebaliknya barangsiapa yang
benci bertemu Allah, maka Allahpun benci bertemu dengannya”. ‘Aisyah
berkata: “Wahai nabi Allah apakah yang engkau maksud adalah kebencian
terhadap kematian?, Sesungguhnya kita semua benci terhadap kematian”. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Bukan demikian, akan tetapi
seorang mukmin apabila ia diberi kabar gembira dengan rahmat, keridhaan dan
surga Allah, ia suka bertemu dengan Allah, dan sebaliknya orang kafir apabila
diberitakan kepadanya tentang adzab dan kemurkaan Allah, ia benci bertemu
dengan Allah, maka Allahpun benci bertemu dengannya”.
Sedangkan berdasarkan hadits
– hadits shahih, tanda-tanda husnul khotimah yang dapat disaksikan oleh manusia
jumlahnya lebih dari 20 tanda, diantaranya: mengucapkan kalimat tauhid ketika
sakaratul maut, meninggal dengan keringat di dahi, meninggal ketika beramal
shalih, meninggal di medan perang demi meninggikan kalimat Allah, meninggal
pada hari jum’at, meniggal karena wabah tho’un, meninggal karena sakit
perut, meninggal karena penyakit TBC, meninggal karena penyakit radang selaput
dada, meninggal karena hanyut atau tenggelam, meninggal karena terbakar,
meninggal karena tertimpa reruntuhan dan meninggal karena membela harta dan
kehormatan.
Semua
tanda-tanda yang disebutkan diatas berdasarkan penelitian dan kajian para ulama
terhadap dalil-dalil yang ada dan termaktub dalam kitab-kitab hadits.
==================================
Kisah-Kisah Kematian Yang Buruk AKHIR YANG
BURUK (SU'UL KHOTIMAH)
Kisah-kisah orang-orang yang mengalami su’ul khatimah banyak didengar dan disaksikan langsung oleh orang-orang shaleh. Halyang demikian itu menjadikanrasa takut mereka semakin bertambah, juga mereka semakin mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat mereka.
= << Dikisahkan oleh Imam Qurthubi dari Rabi’ bin
Sibrah bin Ma’bad AI-Juhni yang seorang ahli ibadah di Bashrah, ia berkata: “Aku menjumpai orang-orang di Syam,
lalu dikatakanlah kepada seorang laki-laki yang hendak meninggal: ‘Hai fulan,
ucapkanlah laa ilaaha illallah‘. Namun justru ia menjawab: ‘Aku ingin minum.
Berikanlah aku minuman keras!’ .
Juga dikatakan kepada
seseorang menjelang kematiannya : ‘Ucapkanlah laa ilaaha illalllah!’ . Namun
iajustru menjawab: “Ayo tambah terus! Tambah terus!” . Ternyata orang tersebut
adalah seorang pegawai perkantoran dan ia sering memanipulasi penghitungan keuangan.
>>=
ð Imam Ibnu
Qayyim meriwayatkan kisah lain dalam kitabnya Al-Jawaab Al-Kaafi, ia
menuliskan: <<“Dikatakan kepada
seseorang dari mereka yanghendak meninggal: “Ucapkanlah laa ilaaha illallaah!”
, namun ia menjawab: ‘Ah … ah … aku tidak dapat mengucapkannya’ .
Dikatakan kepada yang lainnya lagi, juga dalam keadaan hendak
meninggal: ‘Ucapkanlah laa ilaaha illalIaah!’ , namun ia menjawab: “Skak mati
dengan benteng, kamu kalah dariku (dalam permainan catur)” . Kemudian ia pun
meninggal.>>
Semoga kita dijauhkan Allah ‘Azza wa Jalla dari akhir yang buruk
[Sumber:
Kisah-Kisah Su’ul Khotimah, Manshur bin Nashir al-’Awaji, penerbit Darussunnah.]
Judulnya jgn Khusnul tp husnul,Artinya beda
BalasHapusSubahanallah. Maha besar Allah
BalasHapus