Selasa, 17 September 2013

Nabi Melarang Kita Mencela Binatang



Jangan Mencela Binatang

Binatang –walaupun rendah dalam pandangan kita- juga tak boleh dicela, karena ia adalah nikmat ciptaan Allah yang membantu, dan memudahkan urusan dunia, dan akhirat kita.

Hadits PERTAMA:

Abu Barzah Al-Aslamiy -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

بَيْنَمَا جَارِيَةٌ عَلَى نَاقَةٍ عَلَيْهَا بَعْضُ مَتَاعِ الْقَوْمِ إِذْ بَصُرَتْ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَضَايَقَ بِهِمْ الْجَبَلُ فَقَالَتْ حَلْ اللَّهُمَّ الْعَنْهَا قَالَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُصَاحِبُنَا نَاقَةٌ عَلَيْهَا لَعْنَةٌ

"ketika seorang budak wanita berada diatas seekor onta tunggangan, dan di atas onta itu terdapat barang milik orang-orang lain. Ketika onta itu melihat nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- sedangkan (jalan) gunung menjadi sempit dengan mereka. Maka budak wanita itu berkata: "yak cepatlah hai onta, wahai Allah laknatlah onta ini! " maka Nabi bersabda: "onta yang dilakanat itu tidak boleh menemani kami". [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2596)].

Hadits KEDUA:
وله شاهد من حديث أبي هريرة قال : ( كان النبي صلى الله عليه وسلم في سفر فلعن رجل ناقة فقال : أين صاحب الناقة ؟ فقال الرجل : أنا قال : أخرها فقد أجبت فيها ) . أخرجه أحمد ( 2 / 428 ) .  وصححه الألباني في إرواء الغليل (7/241)
Artinya: Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: "Dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersafar (bepergian), tiba-tiba ada seseorang yang mencela/melaknat seekor Onta, Lalu Rasulullah bersabda: Siapa pemilik onta ini ??!!, Lalu orang tadi menjawab: onta itu punya saya. Singkirkan onta itu, (berikan pada orang lain), karena engkau telah mencelanya." (Shahih, HR Ahmad, di shahihkan Al-Albani dalam irwa'ul Ghalil (7/241)).
PENJELASAN:

Syaikh Husain Al-Awayisyah-hafizhahullah- berkata, "Alangkah agung dan indahnya agama ini, yang melarang celaan terhadap binatang. Sebuah agama yang berusaha membersihkan hati; agama yang berusaha membersihkan lidah. Sesungguhnya manusia yang terbiasa mencela binatang, akan mudah baginya mencela manusia. Sesungguhnya manusia yang terbiasa menjaga lidahnya dari mencela binatang, akan mudah baginya menjaga lidahnya di dalam segala yang diridhoi oleh Allah -Ta’ala-, InsyaAllah". [Lihat Hasho’id Al-Alsun (hal.157), cet. Darul Hijrah].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar